I
Kau……bukan sekedar temanku yang baik.
Kau sahabatku, kau saudaraku, kau salah satu inspirasiku.
Kau sang penakluk diri penjelajah kerinduan yang kurang tersapa.
Pelan-pelan kau merasuk ke celah-celah kesunyian untuk meraih impian.
Ada kalanya hidupmu sendu, adakalanya segalanya menjadi tak berarti.
Ketika impian menjadi sampah bahkan kau sendiri seperti layu mengering.
Luka yang terus mengeras membungkam jati diri sekalipun tidak akan merusak kilaumu.
Semangat yang tiada henti menyala membisikan kata yang tak habis-habisnya menghembuskan kesejukan.
Pulang dengan kedekatan hati untuk mengisahkan sebuah kenangan yang selalu sentosa.
Lihatlah ketetapan dan ketegaran hatinya!
Seolah-olah bintang-bintang pun tak mampu bersaing.
Kekuatannya tak menyilaukan tetapi mendesak halus menuju kalbu.
Penampilan bukanlah hambatan, segalanya ia jadikan berkat buatan tanganNya.
Siapapun enggan pergi saat bercengkerama dan berandai kata.
Siapapun tak sempat berpaling dari hatinya yang mengisyaratkan kesempurnaan perjuangan.
Gusar bukan sisi yang harus dilawan karena gusar itulah jembatan keterbukaan.
Bagaimana kau melihat sekeliling dengan begitu rapuh, namun serentak perkasa saat melangkah maju untuk menghadapi.
Segala kerinduan, sekali lagi, menjadi lagu yang menyaring kata-kata kalbu.
Buat apa menyembunyikan kerinduan kalau ia selalu sempat menduga pancarannya telah membuahkan dusta.
Jalan kerinduan itulah yang menuntunnya menuju surga.
......................bersambung