Wednesday, April 13, 2011

Cinta dan Harapan Aya 2

Aku adalah anak tertua dalam keluargaku. Ibuku bernama Shouka, ia seorang ahli gizi yang bekerja di klinik. Ayahku, Mizu, memiliki toko tahu. Aku juga memiliki saudara kandung: Ako, adikku yang tampaknya menaruh rasa cemburu terhadapku, adik laki-lakiku Hiroki dan yang bungsu bernama Rikka. Keluargaku, yaitu Ikeuchi adalah gambaran khas keluarga Jepang kelas menengah.


Di rumah, aku adalah putri tercinta orang tuaku. Di sekolah, Aku sangat disukai oleh teman-teman. Prestasiku cukup cemerlang karena aku lulus ujian masuk ke level yang lebih tinggi yaitu sebuah sekolah tinggi ternama, dan selain itu aku berhasil masuk tim basket di sekolah itu. Ada seorang teman yang menyukaiku bahkan ingin mengajakku berkencan. Hanya saja ketika semuanya mulai berjalan begitu menarik dan mengasyikan terjadilah tragedi yang mengubah segalanya.


Aku perlahan-lahan menyadari bahwa anggota tubuhku tidak dapat dikendalikan sesuka hatiku. Jika aku ingin bergerak, aku tidak bisa. Jika aku ingin melihat, pandangan mataku mulai kabur. Dan dengan demikian mulailah perjalanan hidupku penuh kesadaran untuk menerima diri dan akhirnya memahami bahwa kehidupanku yang masih mudayang dipenuhi dengan janji dan harapan – akan hancur oleh penyakit yang begitu kejam yang akan menjebak diriku dalam tubuh yang sepertinya akan tidak lagi berguna bagiku.


Buku harian Kito Aya...


Aku menulis dalam buku harian untuk mengingat pengalaman sehari-hari yang begitu berharga yang berkaitan dengan penyakitku, cinta yang kurasakan dari orang-orang di sekitarku dan harapan akan masa depan. Aku masih mempunyai keinginan, seperti ingin menikah, impian untuk berguna bagi orang lain, dan kehendak untuk meraih cita-cita. Namun apapun yang terjadi di masa depan akan kuhadapi dengan penuh semangat dan keberanian karena aku menyadari bahwa apa pun yang terjadi aku berusaha membuat hidupku menjadi penuh. Aku terus menulis sampai aku bisa tidak lagi memegang pena. Aku hanya ingin hidup sampai akhir hidupku. Tujuanku menulis dalam buku harian itu untuk mengingatkan diriku sendiri untuk tidak menyerah.


Aku menulis dalam buku harianku..segala apa yang kurasakan dan kuharapkan.