Friday, August 17, 2007

untukmu SA

Sunyasa, beberapa hari yang lalu sebenarnya aku ingin menceritakan kepadamu bahwa aku telah menikmati bagaimana bersepeda di tengah-tengah hiruk-pikuk lalu lintas di Phnom Penh (PP), juga di tengah panasnya terik matahari. Aku meliuk-liuk kegirangan di antara kendaraan yang lalu lalang di sekitarku. Dalam perjalanan menuju ke sekolah (masih dalam beberapa hari yang lalu) aku melihat tulisan di kaos (dalam bahasa inggris) bagian belakang dari seseorang yang mengendarai motor di depanku. Tema tulisannya tentang kebenaran. Persisnya aku tidak tahu, tapi intinya mau mengatakan bahwa kebenaran bukan sesuatu yang terberikan tetapi sesuatu yang harus dicari, diperjuangkan, dan harus didapatkan dengan kerja keras. Lalu apa itu kebenaran? Apakah ia merupakan tujuan hidup? Ataukah sarana untuk mencapai tujuan? Ataukan sebuah pegangan hidup?

Di saat lain aku pernah merasa terkejut ketika pertama kali menginjakkan kaki di Phnom Penh ini, yaitu begitu banyaknya mobil mewah melintas di jalan raya. Di sini ada orang yang sangat kaya tetapi sangat banyak orang yang masih sangat miskin semiskin-miskinnya, mereka tidak punya rumah maupun pakaian. Hal ini jauh dari bayanganku tentang Kamboja. Penyebabnya adalah mereka (yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat) kebanyakan lebih mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan bersama. Mereka melakukan korupsi gila-gilaan.

Suatu kali ketika sedang bersepeda saya sedih melihat orang-orang miskin tidur dipinggir jalan sedangkan di dekat mereka melintas mobil yang sungguh-sungguh mewah yang nampak arogan dan tidak peduli dengan orang lain dan dengan lingkungan di sekitarnya.

Di sini aku juga sempat terheran-heran karena orang lebih suka ngobrol lewat hp dari pada mengirim sms. Setelah lama aku tahu ternyata kalau mau kirim sms harus menggunakan bahasa inggris sedangkan tidak banyak orang yang bisa menulis dengan bahasa inggris karena mereka memiliki bentuk huruf tersendiri. Telepon umum di sini pun lain dengan telepon umum di tempat kita, mereka menggunakan hp sebagai pesawat teleponnya.

Dua hari yang lalu aku mulai melihat keadaan berbeda di komunitas ini. Berbagai masalah mulai tampak di mataku. Bagaimana kulihat G menolak permintaan M untuk pergi ke Siem Riep, dan M terpaksa menerimanya dengan muka kecut. Hal ini terjadi di meja makan saat makan malam.
Sr. D juga mulai kelihatan sangat sibuk. Ia tampak membawa beban permasalahan yang banyak dalam hidupnya sehari-hari. Walaupun begitu ia selalu tampak gembira dan selalu tersenyum, juga selalu memberi salam kepada orang-orang yang ditemuinya. Seperti yang terlihat beberapa hari yang lalu bahwa karena terlalu lelah ia sampai ketiduran di ruang tv dengan kondisi tv yang masih menyala.

Sa, dari pengalamanku selama aku merefleksikan bahwa aku perlu belajar banyak tentang hidup ini dari pada sekedar menikmati dan menyenangi.

Salam untuk adikmu, HD.

Salam kasih,

LS